Wednesday, October 23, 2013

RESUME BAB 6 : PERANAN MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS



Sumber : Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

1.       Kebudayaan yang “Creativogenic
Arieti mengemukakan sembilan faktor sosiokultural yang “creativogenic” :
a.       Tersedianya sarana kebudayaan.
b.      Kebudayaan creativogenic adalah keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan.
c.       Penekanan pada “becoming” (menjadi tumbuh), tidak hanya pada “being” (sekedar berada).
d.      Memberikan kesempatan bebas terhadap media kebudayaan bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi.
e.      Timbulnya kebebasan atau paling tidak hanya ada diskriminasi yang ringan setelah pengalaman tekanan dan tindasan yang keras.
f.        Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda, bahkan yang kontras.
g.       Toleransi dan minat terhadap pandangan yang divergen.
h.      Adanya interaksi antara pribadi-pribadi yang berarti.
i.         Adanya insentif, penghargaan atau hadiah.

2.       Kebudayaan, Kreativitas, dan Keunggulan
Simonton menemukan tujuh perubah yang mempengaruhi perkembangan kreatif seseorang yaitu:
a.       Pendidikan formal
b.      Adanya pencipta ulang yang dapat menjadi model peran
c.       Zeitgeist, yaitu adanya pengaruh dari iklim mental
d.      Fragmentasi politis
e.      Keadaan perang
f.        Gangguan sipil
g.       dan Ketidakstabilan politis.

3.       Kebudayaan Indonesia dan Pengembangan Kreativitas
Yang perlu dilakukan ialah menemukan penerapan spesifik dari sumber sosial-kultural yang memupuk perkembangan kreatif dalam lingkungan pendidikan. Agar melalui magic synthesis anak berbakat kita dapat menjadi pribadi yang unggul kreatif.

4.       Memanfaatkan Sumber dalam Masyarakat
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan ialah:
·         Melakukan survei di sekolah atau di dalam masyarakat.
·         Membuat halaman sekolah atau taman kota menjadi lebih indah.
·         Bekerja dengan kelompok atau perkumpulan di dalam masyarakat.
·         Merencanakan proyek pengumpulan dana untuk kelompok masyarakat yang baru saja mengalami musibah.

5.       Beberapa Contoh Program Luar Sekolah
·         Super-Saturday oleh Feldhusen di Purdue University.
·         Office of Talented and Gifted Education di Colorado.
·         Children’s Palace di Beijing.

6.       Peranserta Masyarakat di Indonesia
Peran serta masyarakat untuk memupuk bakat dan talenta siswa berbakat sudah semakin banyak ditemukan akhir-akhir ini seperti kursus, pelatihan, sanggar, dan sebagainya. Demikian pula untuk bakat dalam bidang psikomotor seperti olahraga dan bahkan sekarang sudah banyak ditemukan kursus untuk berbagai macam keterampilan seperti menjahit, memasak, kecantikan, dan sebagainya yang mengembangkan berbagai talenta. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak berbakat dapat terwujud  melalui berbagai bentuk kerja sama.


RESUME BAB 5 : PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK



Sumber : Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

1.       Karakteristik Guru Anak Berbakat
Maker (1982) membagi karakteristik guru anak berbakat menjadi tiga kelompok:
a.       Karakteristik filosofis, dimana perlu dipertimbangkan dalam seleksi guru anak berbakat.
b.      Karakteristik profesional, dimana karakteristik ini dapat dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan (in-service training) seperti kemampuan untuk mempergunakan keterampilan dinamika kelompok dan strategi yang maju (advanced), memberi pelatihan inquiry, dan memahami ilmu komputer.
c.       Karakteristik pribadi guru, meliputimotivasi, kepercayaan diri, rasa humor, kesabaran, minat luas, dan kelenturan (fleksibilitas).

2.       Persiapan Guru Anak Berbakat
a.       Program Bergelar
Kebanyakan program guru anak berbakat mempersyaratkan kompetensi.
b.      Pelatihan dalam Jabatan
Pelatihan dalam jabatan dapat diberikan oleh sekolah, yayasan, dan sebagainya, dan berbeda dari program bergelar dalam hal bahwa pelatihan dalam jabatan lebih memberikan pengalaman dengan tujuan-tujuan khusus .

3.       Siapa Saja yang Dapat Menjadi Guru Anak Berbakat?
a.       Mentor pada Program Anak Berbakat
Pengertian mentor : Mentor adalah seseorang yang dikagumi anak dan yang menjadi model peran dalam salah satu atau beberapa bidang kegiatan, seseorang yang merangsang dan juga menghargai anak.
Peranan mentor :
·         Mentor pribadi: yang bisa menjadi mentor pribadi bisa seorang guru yang meningkatkan keterampilan dan perkembangan intelektual siswa; bisa seorang sponsor dan bisa juga seseorang yang memperkenalkan dunia baru.
·         Mentor sebagai narasumber : biasanya sukarelawan dari masyarakat.
b.      Orang Tua
·         Orangtua memberi informasi mengenai anaknya.
·         Orangtua membantu guru dalam menyelenggrakan proyek individual.
·         Berperan serta dalam panitia penasihat.
c.       Psikolog
·         Membantu dalam mengembangkan kesempatan pelatihan intensif untuk guru anak berbakat.
d.      Konselor
·         Membantu siswa berbakat untuk lebih belajar memahami diri sendiri dan mengambil keputusan yang bijak.

4.       Membangkitkan kreativitas di sekolah
a.       Sikap Guru
b.      Falsafah Mengajar
c.       Pengaturan Ruang Kelas

5.       Strategi Mengajar
a.       Melibatkan siswa dalam menilai pekerjaan mereka sendiri.
b.      Memberikan hadiah berupa kata penghargaan untuk siswa.
c.       Siswa dimungkinkan untuk membuat pilihannya sendiri.





Tuesday, October 22, 2013

KONSEP PERFORMA KREATIVITAS KELOMPOK 1




Kelompok 1:
1. Byuti Ridha Andini  (121301001)
2. Khirzun Nufus          (121301031)
3. Yoshinta Gracia        (121301032)
4. Nadela Trully            (121301033)

Berikut merupakan konsep performa Mata Kuliah Kreativitas, Psikologi USU yang akan coba kami tuangkan dalam paparan di bawah ini.
 
Alat dan Bahan :
ü  Gelas plastic
ü  Botol kaca
ü  Sendok makan

Lagu :
ü     Sik sik batu manikkam (Sumatra Utara)
ü     Lancang Kuning (Riau)
ü     Gundul Pacul (Jawa Tengah)
ü     Ampar Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)
ü     Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki)

Performance dimulai saat kelompok menyanyikan lagu Sik Sik Sibatu Manikkam tanpa diiringi music, dengan tempo yang semakin dipercepat dan overtune. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Lancang Kuning dengan diiringi music yang berasal dari bunyi gelas plastic yang divariasikan. Selanjutnya kelompok menyanyikan lagu gundul pacul dan dilanjutkan dengan ampar-ampar pisang, masih diiringi music hanya saja ditambahkan dengan variasi bunyi botol kaca yang dipukul menggunakan sendok makan. Performance ditutup dengan lagu Indonesia Pusaka yang dinyanyikan oleh kelompok.





Menyambung dengan teori yang telah dipelajari, kami mencoba mendeskripsikan proses kreatif ini dengan Teori Wallas.

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto,1992), yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu :

1.      Persiapan
Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya epada orang dan sebagainya. Kami dari kelompok 1 awalnya sangat bingung dengan tugas kelompok yang akan kami performkan nanti. Namun, setelah berpikir dan kebetulan kami melihat video di you tube yang sangat menarik yaitu tarian tangan cup song. Awalnya tarian kami ragu, kami mampu atau tidak untuk menampilkan gerakan tangan dikreasikan dengan gelas serta mengikuti irama lagu yang dimainkan.

2.      Inkubasi
Tahap Inkubasi ialah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara sari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahanya secara sadar tetapi “mengeraminya” dalam alam pra sadar. Tahap ini penting dalam menimbulkan inspirasi.
Di tahap inilah kami semua masih bingung dengantugas kelompok yang akan kami performkan nanti,tetapi ada beberapa hari dimanakami tidakmembicarakan halitu lagi. Kemudian pada saat yang dibutuhkan kami menyetujui untuk menggunakan cup song sebagai jawaban dari tugas kelompok kami.

3.      Iluminasi
Dalam Munandar (2009;39) dijelaskan bahwa tahap iluminasi adalahtahap timbulnya "insight" atau "Aha-erlebnis", saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Tahap ini terjadi setelah melewati tahapan persiapan dan inkubasi. Tahap ini juga tentu terjadi pada kelompok kami. Masing-masing individu pasti mengalami proses ini. Pada tahap awal sudah dijelaskan bahwa kelompok dan masing-masing individu berpikir apa yang akan ditampilkan pada perform lalu mengeram masalah tersebut. Setelsh melalui berbagai proses, maka muncullah ide tersebut pada masing-masing individu. Tahap inilah yang disebut dengan tahap iluminasi. Setelah masing-masing individu mendapatkan ide maka kami pun berdiskusi mengenai apa yang akan ditampilkan. Proses diskusi tidak berlangsung lama karena minat masing-masing individu hampir sama.


4.      Verifikasi
Pada tahap keempat yaitu verfikasi dimana pada tahap ini ide atau kreasi baru diuji terhadap realitas. Mengingat mata kuliah kreativitas ini sangat menekankan pada ide-ide menarik yang harus dikembangkan maka kami mencoba membuat sebuah pertunjukan yang menampilkan budaya dari masing-masing anggota kelompok. Kreasi cup-song yang mulanya banyak ditampilkan untuk lagu-lagu barat kini kami akan coba tunjukkan dengan variasi berbeda yaitu dengan lagu-lagu daerah asli Indonesia. Menurut kami, ide ini dapat dilangsungkan dengan baik dan akan menjadi suatu penampilan yang menarik.