Friday, June 7, 2013

Tugas Observasi Pendidikan (e-Learning)


Tugas Observasi E-Learning
Oleh:
1.      Nadela Trully Marbun :12-033
2.      Ramot Hutasoit           :12-041
3.      Ribka Lidwina            :12-049
4.      Karin R J Napitupulu  :12-087
5.      Tefan A Simanjuntak  :12-091



A.    Identitas Sekolah
·         Nama Sekolah             : SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN
·         Alamat Sekolah           : Jl Rambung No 9 Medan
·         Uang Sekolah              :
ü  Kelas 1 & 2     : Rp320.000,00
ü  Kelas 3            : Rp330.000,00
·         Konsep E-learning      : Online (Koneksi Internet) dan Offline (Media Presentasi )
B.     Uraian Aktivitas Observasi
·         Hari pelaksanaan                       : Selasa,21 Mei 2013
·         Waktu pelaksanaan                    : Pukul 08.00-10.00 WIB
·         Pembagian Tugas                               
ü  Observasi Kelas               : Semua anggota
ü  Wawancara Guru              :
§  Guru                     : Nadela, Karin, Tefan
§  Wakil Kepala Sekolah : Ribka, Ramot
·         Narasumber                              : - Bpk. L.J.Koster Sianipar,S.Si
                                                                     - Ibu  Dra.Irene Bukit,M.Pd
A.    Laporan Hasil Observasi
                               I.            Pendahuluan
 Pembelajaran dan pengajaran telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaan metode pengajaran yang berbasis komputerisasi haruslah lebih diperluas lagi di sekolah-sekolah agar ia dapat menyaingi perubahan-perubahan sistem pendidikan yang telah berkembang pada masa kini yang kita sebut sebagai sistem e-learning. E-learning sendiri merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dari sinilah, kita beranjak untuk mengetahui lebih jauh sudah sejauh apakah sistem e-learning dipakai dan dipergunakan oleh sekolah-sekolah. Menyadari hal itu, maka dalam mata kuliah psikologi pendidikan kali ini, kami ditugaskan untuk melakukan observasi mengenai sistem e-learning yang dilaksanakan oleh sekolah yang berada di wilayah Medan, Sumatera Utara. Beranjak dari itu, kami pun melakukan observasi di SMA Swasta Kalam Kudus Medan dengan alasan bahwa pada sekolah ini pembelajaran yang dilaksanakan sudah lebih modern dengan sarana dan prasarana teknologi yang cukup memadai. Adapun objek yang kami teliti adalah siswa-siswa yang melaksanakan proses pembelajaran dan guru yang menggunakan konsep e-learning itu sendiri. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui konsep e-learning yang bersentuhan dengan topik pembahasan yang selama ini telah dipelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan.
                            II.            Landasan Teori
Sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan media dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai E-learning. E-learning ini membawa pengaruh terhadap terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya.Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas). Ada yang menggunakannya sebagai suplemen (tambahan) terhadap materi pelajaran yang disajikan secara regular di kelas, namun ada juga yang memakai e-learning sebagai alternatif dalam pembelajaran.
Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi.
Ada tiga hal penting sebagai persyaratan kegiatan e-learning, yaitu :
1.      Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN.
2.      tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak,
3.      tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan 
Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet,LAN,WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
Manfaat  e-learning menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri dari 4 hal:
1.      Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
2.      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
3.      Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
4.      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan.
Para pengajar seperti  guru atau dosen  harus memiliki kemampuan dalam mempergunakan  e-learning. Kemampuan itu seperti :
ü  Mengerti tentang e-learning
ü  Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa atau siswa
ü  Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru.
ü  Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik
ü  Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari
ü  Melakukan training dan praktek secara elektronik
ü  Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan  pengambilan keputusan
ü  Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude, dan persepsi para mahasiswanya.
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari siswa atau mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari siswa atau mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa atau mahasiswa; meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan; memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan siswa atau mahasiswa.
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :
ü  Learning by doing
Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya
ü  Incidental learning
Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang siswa atau  mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
ü  Learning by reflection
Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.
ü  Case-based learning
Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.
ü  Learning by exploring
Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Siswa atau mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. siswa atau mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut.
            Kelebihan dan Kekurangan E-learning
            Kelebihan
1.      E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran
2.      E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
3.      Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demi-kian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran
4.      Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan
5.      Guru akan lebih mudah melakukan alternatif bahan-bahan belajar yang mutakhir sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuwan, mengembang-kan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya, dan mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
6.      Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
7.      Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
Kelemahan
1.      Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning.
2.      Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
3.      Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
4.      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggu-nakan ICT.
5.      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
                         III.            Objek Penelitian
Objek yang menjadi sumber observasi adalah siswa-siswi kelas  X SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN khususnya kelas X-2
                         IV.            Jadwal Pelaksanaan
Observasi dilakukan mulai dari pukul 08.00- 10.00 WIB bertempat di SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN.
                            V.            Pelaksanaan
Bermula dari kesepakatan kami untuk berkumpul di Kampus pada Fakultas Psikologi pukul 07.00WIB .Kami berangkat menuju lokasi pada pukul 07.15WIB dari kampus  dan tiba dilokasi pukul 07.30WIB.Tiba di lokasi kamipun langsung berangkat menuju Kantor Kepala Sekolah yang berada di lantai 2, dan mengurus surat-surat yang telah disepakati pada pertemuan pertama.Pengurusan surat berjalan dengan lancar, kamipun di persilahkan untuk memasuki kelas  X-II  pukul 08.00WIB yang dimulai dari perkenalan kami yang dipandu oleh guru pengajar, yang bertepatan sebagai guru bidang study biologi Dra.Irene Bukit, M.Pd dan menjelaskan apa maksud dan tujuan kami datang dan memasuki kelas mereka.Suasana di dalam kelas selama observasi berlangsung kurang terkontrol, tetapi guru memegang andil dan kelaspun dapat dikendalikan.Berlangsung sekitar 1 jam, tepat pukul 09.00WIB pergantian matapelajaran dan kamipun beranjak dari kelas sesuai dengan kesepakatan yang ada dan kamipun mengucapkan terimakasih kepada siswa-siswa yang telah membantu dalam keberlangsungan tugas kami.Dengan waktu yang ada tepat pukul 09.15WIB kamipun melanjutkan observasi dengan mewawancarai guru, dan Wakil Kepala Sekolah yang sedang berada di tempat selama satu jam kedepan.Kami ditanggapi dengan baik oleh para narasumber kami yang tampak dari proses berlangsungnya tanya-jawab. Pukul 10.00WIB kamipun telah mendapat informasi-informasi yang membantu dalam keberlansungan tugas Mata Kuliah Pendididkan dan kamipun menyampaikan rasa terimakasi kami dapa guru serta Wakil Kepala Sekolah dan bergegas meninggalkan lokasi.

                         VI.            Laporan Penelitian
Berdasarkan observasi dan wawancara yang kami lakukan, kami memperoleh:
1.      Konsep e-learning
Mengingat gedung sekolah yang digunakan adalah gedung baru (gedung 2), maka proses e-learning masih dalam proses “penyamaan” dengan yang telah diberlakukan saat di gedung yang sebelumnya. Dari kedua narasumber didapatkan keterangan bahwa konsep e-learning sebenarnya telah dilakukan sudah cukup lama (±5 tahun). Adapun konsep e-learning yang digunakan ialah:
·         Online : Beberapa guru menerapkan sistem ini misalnya dengan menghimbau siswa-siswinya untuk mengunduh materi pelajaran dari link yang diberikan oleh guru mereka. Beberapa guru juga sering memberikan contoh-contoh soal sebagai latihan sebelum ujian (kisi-kisi) dengan mengirimkan ke email beberapa siswa mereka yang kemudian akan disebarkan ke kelas masing-masing.
·         Offline : Dengan dilengkapinya proyektor di setiap kelas maka guru-guru dapat memberikan materi dengan menggunakan komputer (dengan powerpoint) kepada siswa-siswinya. Walaupun sistem ini belum 100% diterapkan namun hampir semua guru telah menerapkannya. Dan hampir sama dengan beberapa sekolah lain, karena siswa-siswinya tidak diperkenankan untuk membawa barang elektronik, maka semua materi dalam proses pembelajaran offline ini masih sepenuhnya difasilitasi oleh guru mereka.
2.      Teori Motivasi
·         Teori Kognitif
Dengan adanya keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, siswa-siswi di sekolah ini mampu memahami setiap materi yang disampaikan sehingga motivasinya untuk belajar meningkat. Bahkan terdapat persaingan dari mereka dimana setiap siswanya berlomba untuk maju ke depan kelas dan menjawab pertanyaan sehingga siswa yang lain semakin terdorong untuk belajar.
·         Teori Sosial
Dari hasil yang kami peroleh, tidak sedikit murid-murid yang terdorong untuk datang ke sekolah untuk dapat mengobrol dengan teman mereka.
3.      Teori Belajar
Dari observasi yang kami lakukan, teori belajar yang diterapkan di sekolah ini adalah:
·         Teori Belajar Kognitif
Para peserta didik memproses informasi dan menghubungkan informasi yang dahulu telah mereka terima dengan yang baru mereka dapatkan.
4.      Orientasi Belajar
Adapun orientasi belajar yang diterapkan di sekolah ini ialah TCL (Teacher-Centered Learning), dimana yang menjadi pusat dan sumber pelajaran ialah guru. Pada orientasi belajar ini guru sebagai “pengirim” mengirimkan informasi kepada siswa-siswinya sebagai “penerima”.
5.      Manajemen Kelas
Kelas ditata sesuai dengan gaya auditorium dimana semua murid duduk menghadap guru. Jumlah siswa dalam satu kelas ±37 orang dimana setiap siswa memiliki meja dan bangku sendiri (tidak memiliki teman sebangku).
                      VII.            Evaluasi
Menurut pendapat kelompok kami, penerapan Konsep E-Learning di sekolah SMA Kalam Kudus Medan masih kurang maksimal penggunaannya. Padahal, dari hasil wawancara kami, dikatakan bahwa penerapkan konsep ini sudah cukup lama ada di sekolah ini. Namun, belum setiap guru disekolah ini menggunakan dan memanfaatkan fasilitas E-Learning seperti proyektor yang sudah ada di setiap kelas sejak 2 tahun terakhir. Adapun guru yang sudah menerapkan konsep E-Learning masih sebatas mata pelajaran tertentu saja. Mereka mengatakan bahwa, beberapa mata pelajaran tidak sesuai dan kurang maksimal penyampaiannya kepada siswa. Kelompok kami merasa, bahwa para guru belum memahami fungsi dari E-Learning itu sendiri. Selain itu, ada juga kecenderungan guru-guru merasa malas untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang dipergunakan untuk Konsep Pembelajaran E-Learning ini. Dari siswa sendiri, menurut pengamatan kami, mereka cukup antusias dengan adanya konsep E-Learning ini. Siswa merasa lebih terbantu dalam hal pembelajaran dengan adanya penerapan Konsep E-Learning ini di sekolah mereka. Adanya perbedaan pandangan antara guru dan murid mengenai penerapan Konsep E-Learning ini membuat manfaat dan fungsi diadakannya Konsep E-Learning ini kurang terealisasikan dengan maksimal.
A.    Rangkuman Hasil Observasi
1.      Rangkuman menurut Kelompok
Dari hasil Observasi, kami melihat bahwa penerapan Konsep E-Learning di sekolah ini masih belum maksimal. Tersedianya fasilitas penunjang Konsep E-Learning disetiap kelas terasa sia-sia karena tidak setiap guru memanfaatkannya ketika proses belajar mengajar. Perbedaan cara pembelajaran yang diterapakan masing-masing guru seperti ada yang memperbolehkan membawa laptop kekelas dan ada yang tidak  membuat para siswa menjadi bingung untuk mengambil tindakan di sekolah. Selain dari  penggunaan Konsep E-Learning, kami juga melihat kondisi, suasana dan manajemen kelas yang ada disekolah tersebut. Dan menurut kami kondisi dan suasana kelas di sekolah itu masih kurang baik dari segi pencahayaan, sirkulasi udara, dan tata kelas. Manajemen Kelas yang diterapkan juga masih kurang baik, sehingga mengakibatkan kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Kemudian, dari hasil pengamatan kami, kami melihat bahwa motivasi murid mengenai pembelajaran E-Learning di kelas cukup antusias bahkan sangat antusias sampai-sampai mengakibatkan kondisi kelas terkesan tidak kondusif.
2.      Rangkuman Pribadi
Dari keseluruhan pelaksanaan observasi yang telah kami lakukan, terdapat penggunaan konsep e-learning yang cukup memadai meskipun masih banyak kekurangan yang terlihat. Saat saya berada di dalam ruangan kelas yang berisi 37 siswa, terlihat suasana yang kurang kondusif dan guru kurang dapat mengontrol kelas dengan baik. Tapi di sisi lain, pembelajaran berjalan cukup menarik dan aktif ditambah dengan penyediaan slide yang dibuat cukup menarik  meskipun ditemukan kendala pada suasana kelas yang agak pengap dan pencahayaan yang kurang. Penyediaan fasilitas WiFi juga belum maksimal karena menurut wawancara dengan pihak sekolah, WiFi masih hanya tersedia di sekitar lingkup 4 kelas saja. Namun demikian, saya melihat antusias yang cukup baik dari siswa dan guru dengan penggunaan teknologi di dalam proses belajar-mengajar mereka.

B.     Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi
ü  Nadela Trully Marbun
Menurut saya, pelaksanaan observasi yang ditugaskan dalam dalam mata kuliah psikologi pendidikan ini sangat membantu kami dalam memahami dan memperluas wawasan kami terhadap sistem pendidikan e-learning ini. Berkenaan dengan sistem e-learning di sekolah yang kami observasi, menurut saya penggunaan e-learning cukup memadai karena saya melihat penggunaan proyektor cukup menunjang pembelajaran khususnya menambah ketertarikan para siswa yang tampak dari beberapa siswa yang cukup aktif dalam proses pembelajaran dan selain itu juga membantu memudahkan para guru dalam memberikan materi pelajaran.
ü  Ramot Hutasoit
Saya pribadi, melihat Konsep E-Learning sangat membantu pembelajaran saat ini. Selain, penggunaan waktu yang semakin efektif, penggunaan Konsep E-Learning juga sangat membantu baik guru maupun murid dalam proses belajar mengajar saat ini. Saya pribadi, sangat mendukung adanya Konsep E-Learning ini. Dengan adanya Konsep E-Learning saya merasa sistem pembelajaran seharusnya dapat semakin berkembang dan semakin maksimal dalam hal pengerjaannya. Namun dari observasi yang telah kami lakukan, saya merasa manfaat dari Konsep Pembelajran E-Learning masih sangat kurang dirasakan akibat penarapannya yang kurang maksimal. Saya berharap, agar penggunaan Konsep E-Learning ini sendiri semakin digalakkan lagi agar sistem pembelajaran dapat lebih bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan seperti yang dirasakan kebanyakan siswa pada saat ini.
ü  Ribka Lidwina
Keberhasilan dapat diraih dengan adanya kerjasama dalam kelompok dan kekonsistenan diri.Itulah salah satu pembelajaran yang dapat saya raih melalui observasi sekolah ini yang dimana merupakan kali pertama bagi saya pribadi.Dimana dalam proses observasi ini awalnya timbul rasa canggung yang lama kelamaan tertutupi dengan adanya sambutan yang baik dari pihak sekolah.Dalam proses observasi kamipun menyadari pentingnya  e-learning ini pada sekolah-sekolah guna mendukung proses belajar.Di sekolah tempat kami observasi penggunaan e-leaning sudah cukup memadai untuk keberlangsungan pembelajaran.
ü  Karin R J Napitupulu
Awalnya, pada saat berdiskusi mengenai kegiatan observasi ini, kami mengalami kesulitan dalam menentukan ke tingkat sekolah mana yang akan kami observasi. Kelalaian kami juga karena kami mencari sekolah itu di bulan-bulan terakhir anak sekolah belajar. Namun, belajar dari kelalaian kami tersebut, kami akhirnya mendapatkan sekolah.  Kegiatan Observasi merupakan kegiatan yang  baru yang menambah pengalaman saya. Kegiatan tersebut juga menambah pengetahuan kami dalam menilai, mengamati objek dari berbagai sisi dan menyesuaikan dengan teori-teori pembelajaran yang sudah kami pelajari.
ü  Tefan A Simanjuntak
Walaupun pada awalnya kami memiliki kesulitan dalam mencari sekolah yang telah menerapkan e-learning, namun saya sangat menikmati kegiatan ini. Observasi yang kami lakukan ini selain dapat menambah pengalaman kami, juga dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada kami mengenai konsep belajar e-learning dan banyak hal dalam menilai suatu pembelajaran dari berbagai sisi.


No comments:

Post a Comment

Embedded below post