Sumber : Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.
Jakarta: Rineka Cipta.
1.
Kebudayaan
yang “Creativogenic”
Arieti mengemukakan
sembilan faktor sosiokultural yang “creativogenic”
:
a. Tersedianya sarana
kebudayaan.
b. Kebudayaan creativogenic adalah keterbukaan
terhadap rangsangan kebudayaan.
c. Penekanan pada “becoming” (menjadi tumbuh), tidak hanya
pada “being” (sekedar berada).
d. Memberikan kesempatan
bebas terhadap media kebudayaan bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi.
e. Timbulnya kebebasan
atau paling tidak hanya ada diskriminasi yang ringan setelah pengalaman tekanan
dan tindasan yang keras.
f.
Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda,
bahkan yang kontras.
g. Toleransi dan
minat terhadap pandangan yang divergen.
h. Adanya interaksi
antara pribadi-pribadi yang berarti.
i.
Adanya insentif, penghargaan atau hadiah.
2.
Kebudayaan,
Kreativitas, dan Keunggulan
Simonton menemukan
tujuh perubah yang mempengaruhi perkembangan kreatif seseorang yaitu:
a. Pendidikan formal
b. Adanya pencipta
ulang yang dapat menjadi model peran
c. Zeitgeist, yaitu adanya pengaruh dari iklim
mental
d. Fragmentasi politis
e. Keadaan perang
f.
Gangguan sipil
g. dan Ketidakstabilan
politis.
3.
Kebudayaan
Indonesia dan Pengembangan Kreativitas
Yang perlu
dilakukan ialah menemukan penerapan spesifik dari sumber sosial-kultural yang
memupuk perkembangan kreatif dalam lingkungan pendidikan. Agar melalui magic
synthesis anak berbakat kita dapat menjadi pribadi yang unggul kreatif.
4.
Memanfaatkan
Sumber dalam Masyarakat
Beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan ialah:
·
Melakukan survei di sekolah atau di dalam masyarakat.
·
Membuat halaman sekolah atau taman kota menjadi lebih
indah.
·
Bekerja dengan kelompok atau perkumpulan di dalam
masyarakat.
·
Merencanakan proyek pengumpulan dana untuk kelompok masyarakat
yang baru saja mengalami musibah.
5.
Beberapa
Contoh Program Luar Sekolah
·
Super-Saturday oleh Feldhusen di Purdue University.
·
Office of Talented and Gifted Education di Colorado.
·
Children’s Palace di Beijing.
6.
Peranserta
Masyarakat di Indonesia
Peran serta
masyarakat untuk memupuk bakat dan talenta siswa berbakat sudah semakin banyak
ditemukan akhir-akhir ini seperti kursus, pelatihan, sanggar, dan sebagainya.
Demikian pula untuk bakat dalam bidang psikomotor seperti olahraga dan bahkan
sekarang sudah banyak ditemukan kursus untuk berbagai macam keterampilan
seperti menjahit, memasak, kecantikan, dan sebagainya yang mengembangkan berbagai
talenta. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak
berbakat dapat terwujud melalui berbagai
bentuk kerja sama.