Sunday, June 16, 2013

PERILAKU SEKSUAL ATYPICAL DAN PERILAKU SEKSUAL ABNORMAL



Manusia berbeda dalam hasrat dan praktek seksualnya. Dalam bagian berikut, kita akan melihat beberapa perilaku seksual yang menyimpang atau tidak lazim.  Dalam bagian pertama, pola seksualitas  yang tidak normal ini dijelaskan yang dianggap abnormal hanya jika individu yang terlibat dalam praktek-praktek seksual menganggap mereka tidak normal untuk diri mereka sendiri. Dalam bagian berikut, kita akan menguji pola seksualitas yang biasanya dianggap tidak normal (fetishism , sexual sadism, dan masochism) atau juga selalu dianggap tidak normal (voyeurism, exhibitionism dan  forced sex).

                     Transvestism dan Transsexualism
Dua pola seksualitas yang lebih unggul ini seringkali membingungkan karena mereka melibatkan berpakaian dengan pakaian seks lainnya. Tetapi mereka memiliki sedikit kesamaan yanglain bahwa ini  tidak akan membahayakan bagi siapapun.  Transvestism (banci) seringkali mengacu padaberpakaiandengan pakaiandari jenis kelamin lain. Transvestismsering menyatakan bahwa mereka berganti pakaian karena secara seksual akan merangsang tetapi sebagian diantara mereka menyatakan bahwa berganti pakaian membebaskan mereka dari stereotipe seksual. Transvestismselalu  merupakan laki-laki yang relatif  mengalami penyesuaian dengan kehidupan seksualnya.
Transeksualism pada sisi lain mengacu kepada kondisi dimana seseorang merasa terperangkap dalam tubuh seks yang salah. Misalnya, seseorang yang secara anatomi laki-laki merasa bahwa dia sesungguhnya adalah wanita yang telah diberi tubuh yang salah. Transeksual ini tentu kadangkala  atausecara permanen berpakaian dengan pakaian  jenis kelamin lainnya,tetapi pakaian seperti ini tidak berkaitan dengan gairah seksual.  Individual ini merasa bahwa mereka berpakaian dengan pakaian jenis kelamin yang sesuai atau sudah benar.Dalam beberapa keadan, individu ini akan mengalami suntikan hormon dan juga bedah plastik untuk merubah organ seks mereka dengan seks yang diharapkan.  Contoh dari dokter Richard Raskin yang tahun 1975 mengalami operasi pertukaran seksual karena dia merasa seperti seorang wanita yang terjebak di dalam tubuh seorang laki-laki. Setelah operasi, dia mengambil nama Renee Richards dan menjadi pemain tenis perempuan profesional. Perubahan jenis kelamin dari laki-laki ke perempuan  dalam sebuah operasi adalah hal yang lebih umum dibandingkan dengan yang sebaliknya, kemungkinan karena secara bedah penis yang ada dapat dikurangi dari pada pembedahan vagina yang sudah terbentuk.
Klinik penggantian jenis kelamin di Johns Hopkins Medical Center menghentikan operasi penggantian jenis kelamin selama 1970-an karena studi lanjutan memperlihatkan bahwa pasien mereka tidak merasa bahagia dengan kehidupan mereka setelah pembedahan dibandingkandengan sebelumnya. Penelitian lanjutandari pasien dari pusat lainnya memperlihatkan bahwa pasien umumnya bahagia dengan tubuh baru mereka bila dipilih dengan tepat untuk pembedahan dan mengkonsultasikan apa yang diharapkan dari operasi itu.
Meskipun banyak yang mengatakan bahwa tranvestism dan transsexualism normal pada keadaan kebanyakan tetapi praktek ini dapat dikatakan abnormal ketika prilaku ini sudah membahayakan baik untuk diri si pelaku sendiri dan orang lain.

            Fetishism
Fetishismmengacu padafakta bahwabeberapa individuyangterutama terangsang olehbenda-benda fisiktertentu atau jenisbahan(seperti kulit ataurenda). Pada beberapa kasus, fetish hanya merupakan orang-orang yang memiliki ketertarikan normal secara berlebihan terhadap bagian-bagian tubuh yang spesifik. Misalnya, beberapa orang yang hanya digairahkan oleh payudara, bokong, mata biru dsb. Tetapi istilah fetish umumnya untuk kasusyang melibatkan benda-benda mati, seperti celana, sepatu atau stocking. Seorang fetish dikatakan abnormal jika mengganggu penyesuaian seksual dari orang tersebut atau dari pasangannya. Seringkali, fetihist (umumnya laki-laki) digairahkan hanya oleh benda yang digunakan dan secara seksual digairahkan oleh tindakan pencurian dari wanita yang tidak diketahui.Karena ini bisamenakutkan bagikorbandanberbahaya dan ilegal, fetihsism yang dianggap tidak normal ketika dipraktekkan dalam cara seperti ini.

            Sexual Sadism dan Masochism
Sexual sadism adalah praktek menerima kenikmatan seksual dengan memberikan atau menimbulkan beban rasa sakit pada orang lain. Masochism adalah kondisi di mana penerimaan rasa sakit adalah sesuatu yang menggairahkansecara seksual. Kadangkala pelecehan verbal adalah substitusi untuk rasa sakit fisik. Hampir 5 – 10 persen dari laki-laki dan wanita menemukan adanya pemberian atau menerima rasa sakit sebagai hal yang menggairahkan secara seksual tapi ini merupakan metode yang disukai oleh sangat sedikit orang. Banyak individu yang mempraktekkan sadism dan masochism, atau S&M, yang dilakukan dengan berbagai pasangan yang selalu menikmati praktek dan mereka tidak mengabaikan rasa sakit yang lebih parah, misalnya tamparan ringan, mencubit dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, sexual sadism dan masochism mungkin dianggap normal jika perawatan dilakukan untuk menghindari rasa sakit berlebihan karena kecelakaan dan partner benar-benar bersedia dan mau untuk melakukan praktek tersebut. Praktek sadism dam masochism dikatakan abnormal ketika melibatkan partner yang dipaksa dan tidak menginginkan kegiatan tersebut dan menyebabkan rasa sakit yang intense. Ada juga dalam kasus yang pernah terjadi namun jarang, dimana pelaku sadism membunuh bahkan memutilasi korbannya untuk mendapat kesenangan.


            Voyeurism dan ekshibisionism
Voyeurism adalah praktek mendapatkan kenikmatan seksual dengan melihat bagian-bagian tubuh lawan jenisnya atau terlibat dalam kegiatan seksual.  Voyeur atau kelainan seksual ini biasanya mendapatkan gairahnya hanya ketika seseorang yang melihat mereka tidak menyadari keberadaan mereka dan ketika ada unsure dari bahaya yang akan dilibatkan. Mereka tidak lebih terangsang daripada kebanyakan orang ketika berada di sebuah perkemahan yang di mana semua anggota perkemahannya telanjang, tetapi mereka menjadi sangat bersemangat ketika mengintip ke jendela (Tollison & Adams,1979). Karena mereka sering menakut-nakuti seseorang yang mereka lihat, dan karena aktivitas ini bersifat illegal, maka voyeurism ini dianggap sebagai sebuah kelainan yang tidak normal. Voyeur biasanya laki-laki heteroseksual yang mengalami gangguan dalam membangun hubungan seksual normal.Beberapa voyeurs melakukan pemerkosaan dan yang lainnya melakukan kejahatan serius tetapi tidak mengalami bahaya secara fisik.
Mereka yang mempraktekkan ekshibisionsim mendapatkan kenikmatan seksual dari memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain. Semua yang mengalami kelainan ini adalah laki-laki heteroseksual dan yang secara khusus menikah tetapi yang merasa malu dan mengalami hambatan kehidupanseksual. Mereka umumnya ingin membuat korbannya shock tetapi jarang membahayakan dengan cara lain. Karena perilaku ini illegal dan menakutkan, maka ekshibisionsim dianggap tidak normal.

            Forced sex
Beberapa bentuk perilaku seksual yang menyimpang dianggap tidak normal karena mereka melibatkan ancaman atau mengandung paksaan bagikorbannya. Tindakan ini termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual anak, perbuatan berzinah dan juga kekerasan seksual.
a.      Pemerkosaan
Dalam pemerkosaan, kekuatan atau pemaksaan orang lain untuk melakukan perbuatan seksual. Pada sebagian besar kasus, pemerkosa adalah laki-laki dan korbannya adalah perempuan – wanita diperkosa setiap 6 menit di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, 22 persen wanita dewasa dan 2 persen laki-laki dewasa terlibat dalam pemaksaan seksual setidaknya sejak usia 13 tahun. Persentase wanita yang diperkosa adalah sama pada setiap kelompok umur berbeda, kelompok etnis, tempat tinggal (kota, pinggiran atau pedesaan), tingkat pendidikan dan kelompok perkawinan. Ketika wanita diperkosa, selalu dilakukan oleh mereka yang telah dikenal (22 persen), seseorang yang jatuh cinta (46 persen) atau suami lain (9 persen).
Akibat pemerkosaan itu adalah trauma. Korban pemerkosaan tidak dapat secara variabel merasakan bahwa seluruh kehidupan mereka telah berubah akibat penyerangan. Banyak korban pemerkosaan mengalami gangguan mental,seringkali merujuk padasindrome trauma pemerkosaan, ditandai oleh perasaan kegelisahandan depresi termasuk gangguan tidur,  hubungan dan fungsi sehari-hari. Namun, sebagian mitos di dalam budaya Barat mengacu pada korban pemerkosaan. Mitos ini cenderung menempatkan tanggung jawab perkosaan pada korban sementara  menyatakan pelanggarnya bertanggung jawab  secara pribadi pada pemerkosaan.
Tidak ada profil psikologi untuk pelanggar seksual. Dalam hal ini, bila salah satu mencirikan pemerkosa adalah mereka bersifat heterogen dan tidak dapat ditandai oleh generalitas. Teori pemerkosaan juga telah menekankan bahwa mereka yang memperkosa didorong oleh hasrat agresif dan kebutuhan untuk berbagai dominasi oleh keinginan seksual. Beberapa pemerkosa akan memperkosa sejumlah wanita sebelum mereka  ditahan.
Korbannya seringkali ragu-ragu melaporkan pemerkosaan karena proses kesaksian terhadap pemerkosa seringkali tidak menyenangkan oleh pejabat yang meneliti dan para pembela atau kuasa hukum korban. Untuk alasan itu, banyak masyarakat yang membentuk crisis center pemerkosaan yang memberikan bantuan dan dukungan kepada korban melalui pelaporan, penelitian dan proses penuntutan. Crisis center pemerkosaan ini memberikan bimbingan kepada korban  pemerkosaan untuk membantu mereka menyesuaikan diri setelah menjadi korban.

Tabel 11.4. Mitos pemerkosaan dan fakta pemeriksaan
Ø Mitos
o  Wanita yang pergi ke rumah seorang laki-laki pada hari pertama menyatakan bahwa dia ingin berhubungan seksual
o  Salah satu alasan wanita tidak melaporkan pemerkosaan adalah bahwa mereka membutuhkan perhatian bagi diri mereka sendiri
o  Beberapa wanita sehat dapat menahan pemerkosa bila dia ingin melanjutkannya
o  Wanita yang pergi  tanpa bra atau memakai pakaian pendek berarti mengundang hal-hal yang tidak diinginkan

Ø Fakta
o  Seseorang yang pergi ke mana saja tidak menyatakan bahwa dia ingin melakukan sesuatu. Pemerkosa mendistorsi persepsi mereka untuk menyesuaikan dengan keyakinan mereka.
o  Sangat jarang bagi wanita yang melaporkan pemerkosaan. Melaporkan pemerkosaanya berarti pengalaman traumatik
o  Pemerkosaan adalah tindakan pelanggaran dan brutal yang  memburuk dengan perlawanan
o  Tidak ada korban yang diminta diperkosa. Pemerkosa bertangung jawab atas tindakannya

b.   Pelecehan Seksual Anak
Beberapa anak  dieksploitasi secara seksual. Di dalam sebuah survey, 27 persen wanita dan 16 persen laki-laki melaporkan mengalami pelanggaran seksual selama kanak-kanak.  Sebagian statistik menyatakan bahwa sebanyak 40 juta orang di Amerika Serikat menjadi korban seksual pada masa anak-anak. Ada berbagai tipe pelecehan seksual anak. Ketika kontak seksual dilakukan oleh anggota keluarga, pelecehan seksual itu disebut incset. Ketika ada paksaan atau ancaman paksaan, maka perlakuan seksual itu disebut pemerkosan anak. Ketika tidak ada ancaman  paksaan yang jelas, pelecehanseksual anak disebut molestasi anak. Bahkan molestasi anak itu dianggap sebagai bentuk perilaku seksual yang dipaksakan karena anak tidak memberi izindalam cara berperilaku seksual.
Anak  yang mengalami pelanggaran seksual memperlihatkan berbagai rentang emosional dan reaksi perilaku. Bila kontak seksual tidak mengancam kepada anak, seperti dalam eksplorasi seksual oleh anak yang lebih dewasa, maka akan jarang ada pengaruh psikologi untuk anak bila orang tuanya tenang menghadapi kejadian itu dengan kasih sayang dan pemahaman. Ketika pelecehan seksual itu mengganggu si anak, seperti adanya variasi dalam beberapa kasus ketika pelakunya adalah orang dewasa atau ketika ada ancaman pemaksaan, maka efek psikologi terhadap korban akan lebih serius.
Beberapa efek dari pelecehan seksual anak diyakini memiliki jangka panjang. Dalam hal ini, setelah pelecehanseksual anak maka ada kesamaandalam kondisi seksual dalam anak yang cenderung mengalami trauma dan reaksi trauma tersendiri. Anak juga akan bertindaksecara seksual untuk merespon korban, pengalaman dari gangguan personal olehseseorang yang melangar mereka dan merasakan ada sesuatu yang tidakberdaya dan kekurangan kontrol.
Orang dewasa juga terlibat dalam pedofilia, mengalami kenikmatan seksual melalui kontak seksual dengananak. Mereka umumnya mendapatkan kepercayaan dan menerima korbannya sebelum melibatkan diri dalam perilaku seksual. Itu berarti molester anak dan pemerkosa biasanya diketahui dan diarahkan pada korban anak. Dalam hal ni, pemerkosa adalah tetangga dan anggota keluarga yang mengetahui anak itu sebelum kejadian adalah tetangganya, anggota keluarga atau orang yang mengenal anak sebelum kejadian sampai 90 persen dari kasus. Molester anak  adalah heteroseksual laki-laki dan korban yang biasanya merupakan gadis muda. Dalam beberapa kasus, molester adalah homoseksual laki-laki atau wantia heteroseksual dan korbannya adalah anak laki-laki muda. Secara trais, banyak molester anak yang melanggar ratusan anak sebelum mereka ditangkap. Seperti orang yang memperkosa orang dewasa, laki-laki yang memperkosa atau molest anak cenderung bersifat heterogen dalam kondisi psikologinya.

            Sexual Harassment
Sexual harrasement adalah bentuk godaan atau pelecehan seksual. Termasuk di dalamnya permintaan untuk melayani seks,menyentuh bagian yang tidak diinginkan dari kaki, payudara, atau bokong; komentar berbau seksual, dan bentuk lain dari perilaku pemaksaan seksual oleh orang lain. Bentuk-bentuk seperti tatapan yang mengerling atau kedipan dan ucapan tidak senonohyang sering diselipkan oleh laki-laki pada saat menyapa perempuan di jalan yang membuat perempuan merasa tidak nyaman juga merupakan pelecehan seksual. Namun, meskipun kurang umum, laki-laki juga menjadi korban pelecehan seksual di perguruan tinggi dan di tempat kerja.
Salah satu komponen kunci dari pelecehan seksual adalah bahwa hal itu terjadi antara orang dengan perbedaan tingkat kekuasaan, biasanya di sekolah atau tempat kerja.Ada hukum-hukum, peraturan dan kebijakan yang menjamin hak setiap orang untuk bersekolah dan bekerja di lingkungan yang tidak mengancam. Namun hal ini tidak sepenuhnya menjamin. Karena masih adanya ketidakseimbangan dalam kekuasaan (contoh : seorang pegawai perempuan yang digangu oleh atasannya) yang melekat dalam pelecehan seksual, tidak diragukan lagi bahwa sebagian besar kasus pelecehan seksual tidak dilaporkan kepada pihak berwenang. Setiap korban pelecehan seksual menderita dalam arti menjadi kurang nyaman di sekolah atau bekerja. Dalam beberapa kasus, pelecehan seksual dapat memicu tingkat serius dari kecemasan dan depresi.


1 comment:

  1. The Casino Site - Choices Casino
    Choices Casino is an online choegocasino casino that offers high-quality slots, table games, 바카라 사이트 casino games 제왕 카지노 and live dealer casino games to its players worldwide.

    ReplyDelete

Embedded below post